TERASJABAR.ID – Mantan pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, mengungkap alasan di balik aksinya merokok cerutu di ruang ganti usai membawa Rossoneri menjuarai Supercoppa Italiana pada awal tahun. Momen ini kemudian viral di media sosial.
Conceicao resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala Milan pada 30 Desember 2024 dengan kontrak berdurasi 18 bulan hingga Juni 2026.
Namun, belakangan diketahui terdapat klausul tertentu dalam kontraknya yang membuat kebersamaan kedua pihak berakhir lebih cepat, tepatnya pada penutupan musim 2024–2025.
Walau hanya sebentar menangani Milan, awal kepemimpinan Conceicao terbilang impresif. Ia langsung mempersembahkan trofi Supercoppa Italiana setelah mengalahkan Juventus 2-1 dan menundukkan Inter Milan 3-2 dalam dua laga pertamanya di bangku pelatih.
Selepas kemenangan dramatis atas Inter di partai final, Conceicao mencuri perhatian publik saat menyalakan cerutu dan ikut menari di ruang ganti, diiringi sorakan serta nyanyian para pemain.
BACA JUGA: Barcelona Terancam Kekurangan Bek, Alvaro Cortes Muncul sebagai Opsi
Rekaman perayaan tersebut dengan cepat menyebar luas dan ditonton jutaan kali di berbagai platform media sosial.
Dalam wawancaranya bersama La Gazzetta dello Sport, Conceicao mengenang masa awalnya di Milan yang diisi dengan kerja keras, mulai dari analisis video hingga pendekatan mental untuk membangun koneksi dengan para pemain.
Ia juga mengaku sangat emosional, terutama setelah mengalahkan Juventus, –klub yang diperkuat putranya, Cisco– dan membalikkan keadaan saat menghadapi Inter.
Terkait aksinya yang viral, Conceicao menjelaskan bahwa itu merupakan bentuk janji.
“Itu adalah sebuah janji. Para pemain telah melihat video dan meminta saya untuk merokok jika kami menang. Saya telah melakukannya 11 kali dengan Porto setelah memenangkan trofi, lebih banyak dari pelatih lain mana pun. Jadi, saya melakukannya lagi,” katanya, seperti ditulis Football Italia pada Senin, 22 Desember 2025.
Ia menyebut para pemain telah menantangnya untuk merokok cerutu jika Milan keluar sebagai juara.
Tradisi tersebut, menurutnya, sudah sering ia lakukan bersama Porto setiap kali memenangkan trofi, sehingga ia memutuskan mengulanginya bersama Milan.-***

















