TERASJABAR.ID – Kegagalan Timnas U22 Indonesia mencapai target emas di SEA Games 2025 Thailand memantik sorotan tajam publik. Setelah Garuda Muda tersingkir di fase grup, hasil terburuk yang kembali terulang setelah 16 tahun.
Wakil Ketua Umum PSSI Zainuddin Amali akhirnya buka suara. Namun alih-alih bicara soal tanggung jawab atas target emas yang sejak awal digembar-gemborkan, Amali justru menekankan soal pendeknya masa persiapan sebagai faktor utama kegagalan.
Menurut Amali, hasil buruk ini tidak bisa dihitung secara matematis dan harus diterima sebagai dinamika sepak bola. “Ya itulah sepak bola, bukan hal yang bisa dihitung secara matematis. Kenyataan di lapangan bisa berbeda dengan hitungan kita. Bahkan kita sudah menargetkan maksimal seperti yang lalu,” kata Amali, Sabtu (13/12/2025).
Oleh karena itu, saat sebelum berangkat ke SEA Games, dirinya berani memasang target medali emas, yang berbeda dengan pemerintah (Kemenpora) yang membebankan medali perak. Atas dasar itulah, ia meminta jangan mencari kambing hitam atas kegagalan ini. “Kita jangan mencari siapa yang salah dan sebagainya. Itu kurang bagus,” ujarnya.
Amali kemudian membandingkan langsung dengan keberhasilan SEA Games 2023 yang berbuah emas. Ia menyebut generasi emas saat itu dibangun lewat TC panjang hingga hampir tiga tahun, sesuatu yang tidak terjadi pada tim SEA Games 2025.
“Kenapa generasinya Rizky Ridho itu menghasilkan emas? Karena mereka itu berkumpul sejak tahun 2020. Kita kirim mereka ke Kroasia, Spanyol, lalu Turki. Dua tahun lebih, hampir tiga tahun mereka bersama-sama, sementara untuk SEA Games 2025 ini cuma sebentar, beberapa bulan,” ungkap mantan Menpora tersebut. Menurutnya, durasi kebersamaan itu membentuk chemistry yang kuat—sesuatu yang kini tak dimiliki tim U22.
Dengan nada yang sama, Amali kembali menekankan bahwa kegagalan ini harus diterima apa adanya. “Hasil yang ada sekarang ya sudah kita harus terima tanpa harus mencari siapa yang salah, siapa yang benar. Kami di federasi tentu ini akan menjadi evaluasi kita di Exco,” ucapnya. ***

















