TERASJABAR.ID – Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem yang saat ini masih melanda wilayah Kota Bandung.
Ia meminta keselamatan jadi prioritas utama, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan dengan kontur rawan longsor.
Farhan mengingatkan, tanda-tanda struktural pada bangunan tidak boleh diabaikan.
“Cuaca ekstrem kali ini jangan dianggap remeh sama sekali karena kita tidak pernah tahu besaran curah hujan yang terjadi. Jadi apabila sudah melihat ada retakan di bangunan, segera mengungsi. Kita tidak mau sampai terjadi apa-apa,” ujarnya dalam Siskamling Siaga Bencana ke-46 di Kelurahan Pasir Kaliki, Selasa (02/12/ 2025.).
Instruksi ini ditegaskan setelah Pemkot Bandung memindahkan dua keluarga dari Kelurahan Ciumbuleuit Kecamatan Cidadap yang rumahnya telah menunjukkan retakan akibat pergerakan tanah.
“Kami berprinsip, dalam menghadapi cuaca ekstrem dan potensi bencana, kami memastikan tidak boleh ada jatuh korban,” tegas Farhan.
Dalam Siskamling Siaga Bencana ke-46 di Kelurahan Pasir Kaliki, Farhan juga meninjau sejumlah lokasi rawan di kelurahan tersebut.
Kawasan ini sebelumnya pernah mengalami insiden gedung KONI runtuh yang menimpa rumah warga.
“Saya mau meninjau dulu penyelesaiannya seperti apa. Mudah-mudahan ada solusi,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot juga mengecek kondisi warga lanjut usia yang hidup sendirian, yang jumlahnya semakin meningkat di kawasan perkotaan.
“Kita mau memastikan kesejahteraannya baik-baik saja,” tambahnya.
Selain bencana hidrometeorologi, Farhan juga mengingatkan ancaman demam berdarah dengue (DBD) yang biasanya meningkat pada awal tahun.
“Kalau Anda merasakan demam selama 24 jam, walaupun sudah dikasih obat, turun sebentar naik lagi, segera bawa ke Puskesmas,” pintanya.
Ia memastikan, pemeriksaan darah di Puskesmas gratis, apabila dinilai perlu oleh dokter.
“Jika dokter mengatakan memang perlu dites, maka tes ini gratis,” katanya.
Dalam forum Siskamling, warga juga menanyakan persoalan sampah. Menurut Farhan, masalah di kawasan Pasir Kaliki bukan pada pemilahan, melainkan pengangkutan.
“Pengangkutannya memang harus diatur lebih cepat karena rumahnya padat penduduk dan berada di jalan protokol yang tidak boleh dibiarkan lama-lama,” ujarnya.
Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Pemkot Bandung akan menempatkan petugas khusus pemilah dan pengolah organik di setiap RW.
“Ada petugas pemilah dan pengolah setiap hari khusus untuk sampah organik,” kata Farhan.













