TERASJABAR.ID – Sebagai salah satu figur paling senior di FSV Mainz 05, bek berpengalaman Stefan Bell tak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap situasi timnya di Bundesliga.
Di usia 34 tahun, ia tak pernah berseragam klub lain di level tertinggi Jerman dan kini menjadi pemain dengan masa bakti terlama di divisi tersebut.
Namun, alih-alih merayakan hampir menyentuh angka 300 penampilan liga bersama Mainz, Bell justru menatap realitas pahit: klubnya terpuruk di dasar klasemen.
Mainz memang disebut-sebut akan segera melakukan pergantian pelatih.
Meski begitu, Bell tetap berdiri di belakang pelatih kepala Bo Henriksen dalam wawancara pascalaga dengan DAZN.
Kendati membela staf kepelatihan, bek tengah itu tetap mengakui bahwa atmosfir tim saat ini sarat kekecewaan dan kebuntuan.
Ia menilai, timnya seakan tak punya kesempatan nyata untuk bersaing.
Menurutnya, performa kolektif berada di bawah standar Bundesliga dan tidak ada cukup pemain yang tampil pada level yang semestinya.
Ia juga menyoroti bahwa kualitas individu serta organisasi taktik tim belum memadai.
Pernyataan tentang “taktik” sempat disalahartikan sebagai kritik ke pelatih, namun Bell buru-buru meluruskannya.
Ia menegaskan bahwa tim selalu dipersiapkan dengan rencana pertandingan yang jelas.
Masalahnya, kata Bell, para pemain di lapangan gagal mengeksekusi.
Ia menilai skuad memiliki pengalaman dan kualitas, tetapi performa banyak pemain merosot dibanding musim lalu.
Karena itu, Bell mengajak seluruh rekan setim untuk bercermin dan memikul tanggung jawab bersama demi keluar dari krisis.-***













