TERASJABAR.ID – CEO Borussia Dortmund, Hans-Joachim Watzke, mengakui bahwa klub pernah membuat keputusan yang kurang tepat ketika memecat Thomas Tuchel pada tahun 2017.
Saat itu, Tuchel berhasil membawa Dortmund menjuarai DFB Pokal, namun hubungan antara kedua belah pihak memburuk setelah insiden pengeboman terhadap bus tim menjelang laga Liga Champions melawan AS Monaco.
Situasi tersebut memicu ketegangan, dan pada akhir musim, Tuchel berpisah dengan klub.
Ketegangan antara Watzke dan Tuchel memuncak karena sejumlah peristiwa, termasuk keputusan untuk tetap melanjutkan pertandingan Liga Champions meski tim dalam kondisi terguncang, yang akhirnya berujung kekalahan.
Selain itu, terdapat perbedaan pendapat serius mengenai kebijakan transfer, baik terkait pemain yang dilepas maupun pemain yang ingin didatangkan namun tidak mendapat persetujuan Tuchel.
BACA JUGA: Karim Adeyemi di Ambang Pintu Keluar Dortmund: MU dan Inter Mulai Bergerak
Dalam refleksinya mengenai keputusan memecat Tuchel, Watzke menyatakan bahwa situasi mungkin akan berbeda jika insiden tersebut tidak terjadi.
Ia mengakui bahwa, melihat dari sudut pandang saat ini, ia mungkin tidak akan mengambil keputusan yang sama.
Namun, pada masa itu, hubungan yang sudah sangat retak membuat kelanjutan kerja sama terasa mustahil secara manusiawi.
Setelah meninggalkan Dortmund, Tuchel menjalani karier gemilang dengan menangani PSG, Chelsea, Bayern München, dan kini tim nasional Inggris.
Ia membawa PSG dan Chelsea ke final Liga Champions, bahkan memenangkan trofi tersebut bersama Chelsea, serta meraih gelar Bundesliga bersama Bayern.
Tantangan barunya adalah membawa Inggris meraih gelar Piala Dunia dan mengakhiri penantian trofi selama enam dekade.-***

















