TERASJABAR.ID – Anggota DPR RI Komisi XII Fraksi Gerindra H Rokhmat Ardiyan (HRA) secara marathon melakukan reses di Kabupaten Kuningan untuk menyerap dan mendengar langsung berbagai aspirasi masyarakat, mulai sektor pendidikan, pertanian, hingga kesejahteraan tenaga pendidik.
Dalam kegiatan reses di Desa Cikeusal, Kecamatan Cimahi, Kuningan, HRA tersentuh hatinya ketika bertemu dengan salah seorang guru PAUD yang sudah 15 tahun mengabdi dengan honor seadanya.
Ia adalah Ibu Siti (45). Di tengah keterbatasan, Bu Siti tetap semangat mendidik anak-anak agar tumbuh cerdas dan berkarakter. Inilah wajah ketulusan yang sesungguhnya dari para pejuang pendidikan di pelosok desa.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga Cikeusal yang telah terbuka menyampaikan aspirasi. Setiap masukan akan kami kawal dan perjuangkan agar bisa diterjemahkan menjadi kebijakan nyata di tingkat pusat,” ujarnya.
“Bagi saya, kegiatan reses bukan sekadar seremonial, tapi cara untuk memastikan suara rakyat benar-benar sampai ke meja kebijakan. Dari desa, kita bangun menuju Indonesia Emas 2045,” ungkap Politisi dari Dapil X Jawa Barat meliputi Pangandaran, Ciamis, Kuningan dan Kota Banjar.
Sementara, sebelumnya HRA sosialisasi tentang Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Biogas di Desa Cisantana, Cipari Kecamatan Cigugur, terkait kotoran hewan (kohe) sapi yang meresahkan warga kelurahan Winduherang dan sekitarnya.
HRA juga hadir di tengah-tengah “Mojang- Jajaka” (Moka) Kuningan, saat grand final Pasanggiri Moka 2025 di Hotel De’Jehan Sangkanurip, Minggu 19 Oktober 2025.
“Saya bangga bisa berbagi inspirasi bersama para finalis Mojang Jajaka Kuningan. Anak-anak muda yang punya semangat, visi, dan mimpi besar untuk membangun daerahnya. Dari diskusi malam itu, saya melihat optimisme luar biasa. Mayoritas peserta ternyata bercita-cita menjadi entrepreneur, generasi yang ingin membuka peluang, bukan sekadar mencari pekerjaan,” ujarnya.
Selama reses di Kuningan, HRA sempat berdiskusi dengan jajaran “Jamparing Research” di Desa Kasturi.
“Saya bangga anak-anak muda yang peduli pada persoalan sosial dan berani bergerak lewat data dan riset,” ujar HRA.
“Saya percaya, perubahan itu dimulai dari pengetahuan. Dari riset, kita tahu masalahnya di mana dan langkah apa yang harus diambil. Kalau semua elemen mau saling kolaborasi — peneliti, pemerintah, dan masyarakat — saya yakin banyak hal baik bisa kita wujudkan untuk Kuningan”.
Terima kasih Jamparing, teruslah jadi jembatan antara data dan aksi nyata.***