TERASJABAR.ID – Rumah Sakit Umum Daerah dr Slamet Garut, mendapat kunjungan dari Tim Pengampu RSAB Harapan Kita Jakarta.
Kunjungan itu berkaitan dengan banyaknya angka kematian ibu dan anak (AKI) dan AKA). Bahkan Garut masuk katagori nomor dua tertinggi di Jabar yakni 50 kematian Ibu dan 312 kematian anak selama tahun 2024.
Kegiatan visitasi dan mentoring pengampuan jejaring RS layanan Ibu dan anak berlangsung di Aula RSUD Slamet Jl Pembangunan Tarogong kidul, Selasa (30/9/2025)
Pada kegiatan ini hadir Wakil Bupati Garut Putri Karlina, Direktur RSAB harapan Kita dr.Octi Palupi Raahayuningtyas beserta jajaran, Direktur RSUD dr.Slamet dr.Inge Andriani Herawan berserta jajaran, kepala Dinas Kesehatan kabupaten Garut Hj dr.Leli Yuliani.
dr.Inge Andriani Herawan mengucapkan terimakasih dan rasa bangga atas kunjungan langsung dari RSAB Harapan Kita.
“Mengucapkan terimakasih kepada rombongan dari RSAB Harapan Kita yang telah berkenan datang ke sini. Ini merupakan kehormatan bagi kami bisa hadir langsung,karena tadinya akan daring,” ucap dr.Inge.
Adapun alasan mengapa Visitasi dan mentoring ke RSUD Slamet, karena RSUD dr Slamet mendapat perhatian khusus dari kementerian kesehatan terkait angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi.
Putri Karlina menyampaikan bahwa visitasi ini merupakan program dari Kementerian Kesehatan. “Ini adalah Visitasi salah satu pengampu rumah sakit besar Rumah Sakit Anak Bunda ( RSAB) harapan kita dari Jakarta, beliau direktur bersama jajarannya datang ke RSUD Slamet untuk mengampu layanan KAI,” kata Putri.
Putri juga menegaskan Bupati selalu bilang bahwa angka kematian ibu dan anak tinggi dan penyumbang terbesar Jawa Barat.
“Kita tahu sendiri pak Bupati juga selalu bilang angka kematian angka ibu dan angka kematian bayi itu tinggi, dan penyumbang terbesar di Jawa Barat adalah Garut. Itu harus dipress,” anjut Putri.
“Solusinya dengan meningkatkan kapasitas yakni menjalin relasi rumah sakit kita dengan Kemenkes melalui sharing masalah, sehingga nanti dikasih solusi dan rekomendasi,” Tegas Putri.
Seperti duberitakan Kabupaten Garut menempari angka kematian ibu dan anak tertinggi tingkat Jawab Barat bahkan menduduki peringkat kedua.
“Tindak lanjutnya tidak akan berhenti sampai lima tahun, karena lima tahun pun belum tentu paripurna.jadi saya mau mengawal selama saya menjabat akan menekan yang lebih penting adalah menekan penyeba,” ucap Putri. (Rudha)