TERASJABAR.ID – Sekolah rakyat diminta tetap mengedepankan kearifan lokal dalam penyelenggaraannya.
Selain pembelajaran formal, siswa juga perlu dibekali keterampilan vokasional yang sesuai dengan kondisi daerah.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina.
Ia menegaskan pentingnya memasukkan nilai budaya Lebak ke dalam pendidikan, termasuk falsafah Baduy “Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak” yang menekankan pelestarian alam dan keseimbangan hidup.
BACA JUGA: Kejagung Amankan 500 Ribu m² Tanah Tersangka Kasus Kredit Sritex
Ia menilai kurikulum sekolah rakyat harus memuat muatan lokal agar memiliki kekhasan, sekaligus tetap menjaga adat istiadat masyarakat Baduy.
Upaya ini membutuhkan kerja sama pemerintah daerah, Pemprov Banten, dan Kementerian Sosial.
SRMA 34 Lebak yang diresmikan pada Agustus 2025 saat ini masih menggunakan gedung BPMP milik Kemendikdasmen.
Namun, Pemkab telah menyiapkan lahan 8 hektar di Kecamatan Leuwidamar untuk pembangunan gedung baru.
Rencananya, sekolah ini juga akan mengembangkan pendidikan vokasional, termasuk pelatihan menjaga lingkungan dan bertani.
Kunjungan Komisi VIII DPR RI ke Sekolah Rakyat Lebak dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas program sekaligus memastikan sekolah benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.
Saat ini, sekolah rakyat di Lebak telah tersedia untuk jenjang SD, SMP, dan SMA.-***