Oleh: Tatang Suherman (Wartawan senior tinggal di Bandung)
Mengejutkan. Seorang politisi PDIP bernama Beathor Suryadi mengungkapkan bahwa ijazah Jokowi dicetak di Pasar Pramuka tahun 2012 menjelang pencalonan dia di Pilgub DKI. Berita ini belum tentu benar karena Beathor sendiri tidak secara pasti menyebutkan bahwa dirinya melihat langsung waktu pencetakannya. Dia melempar ke Andi Wijayanto yang disebut Beathor mengetahui ijazah Jokowi versi Pasar Pramuka itu.
Namun ada yang menarik dari pernyataan Beathor yakni dia menyebutkan tiga nama orang dekat Jokowi yakni Anggit, David dan Widodo, yang menurut Beathor bertanggungjawab terhadap pembikinan dan pencetakan ijazah di Pasar Pramuka tersebut. Dari ketiga nama itu, ada satu nama yang tak asing bagi saya yakni Anggit, nama lengkapnya Anggit Nugroho.
Anggit adalah seorang wartawan yang pernah berkantor di Jalan Sudirman Yogyakarta pada tahun 1990. Anggit bersama saya bergabung di Koran Harian Bernas yang saat itu manajemennya dikelola Kompas Gramedia. Saya hanya setahun berada di Yogya. Selanjutnya pindah ke Jakarta bergabung di pers daerah (Grup Kompas Gramedia) dan sejak itu hubungan komunikasi dengan Anggit terputus.
Dua puluh tahun kemudian saya bertemu Anggit di Jakarta dalam suasana yang berbeda. Anggit menemani Jokowi berkunjung ke Kantor Redaksi Warta Kota di mana saya menjadi salah satu kru di koran besutan Kompas tersebut. Kunjungan Jokowi ke Warta Kota selain ditemani Anggit, juga dua teman saya yang lain yakni Naniek Deyang (Sekarang Komisaris PERTAMINA) dan Budi Purnomo (sekarang dalam kondisi sakit). Deyang dan Budi adalah jurnalis yang bergabung dengan kantor Persda yakni kantor penyumbang berita kepada koran koran daerah milik Kompas Gramedia atau koran yang bekerjasama dengan Kompas Gramedia. Deyang dan Budi merupakan wartawan bidang ekonomi, saya sendiri bertugas meliput olahraga.