TERASJABAR.ID – Perubahan nama Gedung Negara atau eks Gedung Karesidenan Cirebon menjadi Bale Jaya Dewata yang kini difungsikan jadi kantor Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memantik pro dan kontra di kalangan budayawan dan pegiat sejarah di Cirebon.
Pemerhati sejarah budaya Kota Cirebon mengaku terkejut dengan adanya perubahan nama tersebut. “Terus terang kami merasa keberatan,” ungkapnya.
Penamaan eks gedung Karesidenan Cirebon oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi itu menimbulkan pro kontra di kalangan publik.
Konon penamaan itu merujuk pada figur besar sejarah Sunda: Prabu Siliwangi yang bermakna sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah. Namun penamaan keputusan itu justru memantik polemik.
Sejumlah budayawan Cirebon protes dan menyatakan keberatan. Para budayawan mempertanyakan terkait relevansi sejarah hingga proses pengambilan keputusan yang dinilai tidak partisipatif.