TERASJABAR.ID – Bandung, 17 April 2025 – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan rencana ambisius untuk mereaktivasi 11 jalur kereta api di wilayah Jawa Barat, termasuk jalur legendaris Bandung-Ciwidey.
Langkah ini diumumkan usai rapat koordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Gedung Pakuan, Bandung, pada Selasa (15/4/2025). Proyek senilai Rp20 triliun ini bertujuan meningkatkan pariwisata, mengurangi kemacetan, dan menyediakan transportasi massal yang terjangkau.
Fokus Reaktivasi: Bandung-Ciwidey dan Lainnya
Jalur Bandung-Ciwidey, yang nonaktif sejak 1982, menjadi salah satu sorotan utama. Jalur sepanjang 40 kilometer ini, yang dibangun era kolonial Belanda pada 1921, dikenal dengan pemandangan indah perkebunan teh dan hamparan hijau. “Jalur Bandung-Ciwidey diharapkan mengatasi kemacetan saat musim liburan,” ujar Dedi, yang akrab disapa KDM, melalui unggahan Instagram @dedimulyadi71
Selain Bandung-Ciwidey, jalur lain yang akan dihidupkan kembali meliputi:
- Bandung-Pangandaran (prioritas utama, kini baru sampai Banjar)
- Garut-Cikajang
- Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang
- Banjar-Cijulang
- Rancaekek-Tanjungsari
- Cipatat-Padalarang
“Kereta api adalah transportasi paling murah dan massal, cocok untuk mobilisasi wisatawan,” kata Dedi, menekankan efisiensi dan manfaat ekonomi jalur-jalur ini.
Sejarah Jalur Bandung-Ciwidey
Jalur Bandung-Ciwidey dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) Belanda untuk mengangkut hasil bumi, seperti teh, dari Bandung Selatan ke Batavia (Jakarta).
Beroperasi sejak 1921, jalur ini memiliki segmen Cikudapateuh-Kopo (Soreang) dan Soreang-Ciwidey, dengan cabang Dayeuhkolot-Majalaya. Namun, jalur ini dinonaktifkan pada 1982 karena kalah bersaing dengan kendaraan pribadi dan angkutan umum