4. Sempat Terjebak Badai dan Tanda Keberadaan
Menurut Koordinator Posko Operasi SAR, Tri Puji Sugiharto, Sugeng dan pendaki lain di Pos 5 sempat terjebak badai sebelum ia hilang kontak. Pada Senin, 21 April 2025, ponsel Sugeng terdeteksi sekitar 200 meter dari jalur antara Pos 2 dan Pos 3 pukul 12.10 WIB. Tim menemukan barang tambahan seperti payung oranye, topi abu-abu, frame tenda, ponsel Redmi, kaos, dan dompet berisi identitas Sugeng di Pos 5. Namun, pencarian sempat terhenti karena kabut tebal dan cuaca ekstrem.
5. Medan Ekstrem dan Tantangan Pencarian
Pencarian dilakukan di medan terjal dengan kemiringan 60-70 derajat, jurang di kedua sisi jalur, dan cuaca yang berubah-ubah dari normal menjadi berkabut tebal. Area pencarian diperluas hingga puncak Syarif dan Geger Sapi Thekelan. Tim SAR menerjunkan empat Search and Rescue Unit (SRU) dengan 15-18 orang per tim, dibantu warga lokal sebagai pemandu untuk memanfaatkan kearifan lokal. Kendala utama adalah cuaca ekstrem, jarak pandang terbatas, dan risiko di jalur ilegal yang tidak terpantau.
6. Penemuan dalam Kondisi Meninggal Dunia
Pada Kamis, 24 April 2025, sekitar pukul 17.10 WIB, tim SAR menemukan payung oranye milik Sugeng, diikuti penemuan jasadnya pada pukul 17.27 WIB di jurang antara Pos 3 dan Pos 4. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Rima Kusuma Prasetyaningrum, mengonfirmasi bahwa Sugeng ditemukan meninggal dunia. Evakuasi jasad tidak dapat dilakukan segera karena medan curam, kabut tebal, dan penerangan terbatas. Proses evakuasi direncanakan pada Jumat pagi, 25 April 2025.
7. Imbauan dari Pihak Berwenang
BTNGMb mengimbau pendaki untuk menggunakan jalur resmi seperti Selo (Boyolali), Cuntel (Semarang), atau Wekas (Magelang) demi keselamatan dan kelestarian kawasan. Jalur ilegal seperti Timboa sering diperingatkan karena risiko tinggi terhadap keselamatan. Pihak Dinkes Temanggung, diwakili Sekretaris Sanento Budhi Setyawan, menyatakan dukungan penuh selama pencarian dan menyebut Sugeng sebagai pegawai berdedikasi dengan hobi mendaki.