TERASJABAR.ID – Seorang pendaki asal Temanggung, Jawa Tengah, bernama Sugeng Parwoto (50), yang juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Kesehatan (Dinkes) Temanggung, dilaporkan hilang saat mendaki Gunung Merbabu sejak Jumat, 18 April 2025.
Setelah pencarian selama hampir seminggu, Sugeng ditemukan meninggal dunia di jurang antara Pos 3 dan Pos 4 pada Kamis, 24 April 2025.
Berikut fakta-fakta penting terkait kejadian tragis ini.
1. Identitas dan Latar Belakang Pendaki
Sugeng Parwoto, warga Dukuh Krajan RT 04 RW 04, Kecamatan Tlogorejo, Temanggung, adalah staf gudang farmasi dan asisten apoteker di Dinkes Temanggung selama 25 tahun. Ia dikenal sebagai pendaki berpengalaman yang sering mendaki gunung di akhir pekan, termasuk melalui jalur Timboa yang ia gunakan kali ini. Sugeng memiliki ciri fisik tubuh kurus, berjenggot, kulit sawo matang, dan terakhir terlihat mengenakan kaos abu-abu, celana biru dongker, topi putih, jaket hitam, serta membawa tas carrier merah.
2. Mendaki Sendirian via Jalur Ilegal Timboa
Sugeng memulai pendakian sendirian pada Jumat malam, 18 April 2025, melalui jalur Timboa di Kecamatan Gladagsari, Boyolali, yang bukan jalur resmi pendakian Gunung Merbabu. Jalur ini dianggap ilegal karena tidak memiliki izin resmi dan tidak dipantau oleh Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb). Kepala Subbagian Tata Usaha BTNGMb, Nurpana Sulaksono, menegaskan bahwa jalur Timboa berisiko tinggi karena medan curam dan minim pos pemantauan. Sugeng dilaporkan bertemu enam pendaki lain di Pos 3, tetapi ia mendaki lebih cepat dan mendirikan tenda sendiri.
3. Kronologi Hilangnya Sugeng
Pada Sabtu, 19 April 2025, Sugeng tidak ditemukan di tendanya di Pos 3, meskipun barang-barangnya seperti empat botol air minum (sebagian kosong), sepatu, dan jas hujan masih ada. Keluarga melaporkan kehilangannya pada Minggu malam, 20 April 2025, setelah ia tidak pulang. Istri Sugeng menghubungi teman-teman pendakian, yang kemudian menginformasikan pihak BTNGMb. Pencarian dimulai pada Senin pagi, 21 April 2025, pukul 08.45 WIB, melibatkan tim SAR gabungan dari BTNGMb, BPBD Boyolali, Muspika, Koramil Ampel, Polsek Gladagsari, serta relawan Seri dan Gesang.