TERASJABAR.ID – Sedikitnya 1.341 ibu hamil Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kabupaten Kuningan, perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini sebagai dampak dari kondisi gagal tumbuh pada anak yang masih menjadi momok.
Hal itu, diungkapkan Wakil Bupati Kuningan Tuti Andriani disela Rakor Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), dihadiri Pj.Sekda Wahyu Hidayah dan Ketua TP-PKK Hj. Ela, di Ruang Rapat Linggajati Pendopo Kuningan, Senin 13 Oktober 2025.
Wabup Tuti mengapresiasi kerja keras dan kolaborasi semua pihak dalam menekan angka stunting di Kabupaten Kuningan. Hingga Kuningan berhasil meraih nominasi ke-2 tingkat Nasional dalam Audit Kasus Stunting (AKS) oleh BKKBN Pusat.
“Kita patut bersyukur, kerja sama semuanya, telah membuahkan hasil nyata. Kabupaten Kuningan berhasil menjadi nominasi ke-2 tingkat Nasional dalam pelaksanaan AKS oleh BKKBN Pusat. Ini bukan hanya penghargaan, tapi bukti bahwa kebersamaan menjadi kekuatan utama kita,” ungkap Amih Tuti sapaan akrab Wakil Bupati Kuningan.
Ia mengingatkan, persoalan stunting harus dipandang menyeluruh. Artinya tidak hanya dari aspek gizi, tetapi juga dari pola asuh, sanitasi, dan kepedulian sosial. “Kita ingin memastikan setiap anak tumbuh dalam lingkungan sehat dan penuh kasih,” ujarnya.
Pendampingan kepada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) juga harus terus dilakukan. Sebab mereka beresiko melahirkan bayi stunting.
Berdasarkan update data tercatat 1.341 ibu hamil KEK di Kuningan, perlu mendapat perhatian khusus. “Ini harus menjadi fokus bersama,” tegasnya.
Dukungan fasilitas di lapangan kata Amih Tuti sangat diperlukan. Jika sarana dan prasarana diperkuat, maka kualitas data dan pelayanan pun akan meningkat.
“Mari kita jemput bola. Jangan menunggu masyarakat datang, tapi hadirkan layanan dengan pendekatan lebih humanis. Kita ingin gerakan penurunan stunting di Kuningan menjadi gerakan sosial bersama, karena yang kita perjuangkan adalah masa depan anak-anak kita,” tandasnya.***